Rabu, 03 Juni 2009

Bengkel Cat Oven

Kalau kita lihat bengkel-bengkel umum banyak yang menuliskan kata-kata “cat oven”atau ada juga yang masih menjual “cat duco”. Sepintas kita akan berpikir bahwa yang menjual “cat oven” akan lebih laku karena lebih canggih. Walau memang begitu tetapi banyak juga yang belum tahu persis seperti apa sih bengkel “cat oven”?.

 

Bengkel cat oven adalah bengkel yang menyediakan layanan pengecatan dengan menggunakan bahan cat yang berbasis PU ( Polyurethane ). Sebenarnya bahan ini bisa saja kering secara alami tetapi jika ditambahakan dengan pemanasan maka akan didapatkan hasil yang lebih baik. Sehingga sebenarnya yang dicari orang “cat oven”sebenarnya bukan karena bisa lebih cepat, tetapi karena bahan yang digunakan lebih bagus sehingga hasilnya bagus. Sedangkan cat duco, karena bahannya tidak sebagus bahan cat PU maka hasilnya pun tidak sebagus cat PU.

 

Yang perlu diperhatikan adalah jika sebuah bengkel menyatakan bahwa dia menyedian cat oven, apakah benar-benar menggunakan cat PU? Karena kebanyakan orang melihat cat oven hanya dari ada tidaknya fasilitas spraybooth/oven. Padahal tidak semua spraybooth dilengkapi dengan pemanas/oven. Bahkan jika ada oven-nya sekalipun belum tentu digunakan.

 

Bagaimana untuk bisa mengetahui keaslian cat oven/PU? Akan saya bahas pada tulisan berikutnya…….

 

 

 

Dwi Aprianto W. Yakobus

 

After Sales Section Head

PT. Nasmoco Kaligawe

Authorized TOYOTA Dealer

Jl. Raya Kaligawe KM 5

Semarang

+62 81 5791 4985

dwi_aprianto@nasmoco.co.id

www.bodypaintshop.blogspot.com

 

Kamis, 23 April 2009

Cat Pabrik Sama Dengan Cat Bengkel?

Pertanyaan diatas ternyata masih sering saya dengar dari para pemilik mobil. Bagi mereka yang sangat sayang pada mobil tentu juga memperhatikan "kecantikan"mobilnya, sehingga jika ada baret/lecet kecil saja sudah susah hatinya. Apalagi yang memiliki pandangan bahwa originalitas adalah sesuatu yang sangat penting.

Makanya tidak heran jika mereka hendak memperbaiki cat mobilnya selalu bertanya apakah hasilnya sama dengan di pabrik? Agak bimbang juga untuk menjawabnya. Kalau bicara hasil bisa saja kita mengatakan sama, tetapi ketika pertanyaanya dilanjutkan apakah proses dan catnya sama dengan yang dipabrik, tentusaja jawabanya adalah "tidak sama".

Cat digunakan di pabrik (biasa disebut cat OEM), hanya dapat kering dan mengeras (cured) pada suhu 110 derajad celcius. Kondisi ini memungkinkan karena pada saat proses pengecatan body mobil masih dalam beruk "kerangka" tanpa interior (jog, dashboard, audio dll). Sehingga aman bagi mobil.

Sedangkan di bengkel, kondisi mobil sudah komplit denga accesories dan interior. Sehingga jika dikondisikan seperti di pabrik bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada mobil kita.

Itulah sebabnya di bengkel catnya berbada dengan cat OEM. Kalau di bengkel lebih dikenal dengan istilah Refinish paint.

Namun demikian, sudah dikondisikan hasil akhir pengecatan tetap sama baik warna maupun kualitas dan durabilitas cat di bengkel. Jika cat yang digunakan memang berkualitas baik dan dikerjakan dengan prosedur dan teknik yang benar, maka ketahanan dan kualitasnya tidak kalah dengan cat OEM.

Minggu, 12 April 2009

Final Check / QC Pass

Istilah diatas memang sangat populer di kalangan industri. Sebuah sistem yang memastikan produk yang dihasilkan memenuhi kriteria standar kualitas agar layak untuk di delivery. Ada yang menyebutnya sebagai Quality Assurance.

Di bengkel, sebenarnya proses yang kita kerjakan sama persis dengan di manufaktur/pabrik. Walaupun industri kita digolongkan dalam industri jasa, namun proses didalamnya menuntut urutan proses yang sama dengan prinsip ban berjalan (conveyor).

Baik di bengkel perawatan mesin maupun di perbaikan body & cat, proses berurutan ini dilakukan. Bedanya mungkin pada jumlah orang yang mengerjakan satu unit. Di bengkel perawatan mesin, satu mekanik(operator) mengerjakan satu unit dengan proses yang cukup panjang dan di satu lokasi/stall. Mungkin sudah ada sistem service cepat dengan menempatkan 2 orang atau lebih di satu mobil tetapi tetap di satu stall.

Akhir dari semua proses produksi adalah proses final QC. Disinilah ditentukan apakah sebuah produk yang dihasilkan oleh line produksi dapat di delivery atau tidak. Begitu pentingnya proses ini sehingga banyak studi khusus dan departemen khusus di buat oleh berbagai industri.

Namun, walau sedemikian penting proses ini, diharapkan tidak mengganggu produktivitas line produksi. Kuncinya adalah penetapan standar kualitas yang diikuti oleh standar proses dan item yang diperiksa. Jika standar yang ditetapkan terlalu tinggi, maka kemungkinan akan banyak produk yang reject dan kembali ke line produksi sehingga menambah biaya produksi. Juga item pemeriksaan yang terlalu banyak akan memperpanjang leadtime sehingga produktivitas menurun.

Untuk itu diperlukan suatu perhitungan khusus dalam menetapkan standar agar tidak terjadi över production"di satu titik line produksi. di dalam Toyota Production System dikenal dengan istilah muda,mura dan muri.

Aplikasinya di bengkel adalah saat dilakukan QC harus cermat apa saja yang harus diperiksa. Jika area pemeriksaan terlalu luas dan melebar, tentu akan sangat tidak produktif. Namun juga jangan sampai kita men-deliver produk yang cacat. Batasan-batasan standa yang dibuat harus mengakomodasi kepentingan pelanggan dan juga efisiensi di bengkel.

Sebagai contoh, bila kita hendak melakukan final chek untuk pekerjaan brake ajust maka kita tidak perlu memeriksa Audio, toh jika ada problem akan tertangkap di awal penerimaan (dengan adanya pemerikasaan awal sebelum mobil masuk) dan saat penyerahan dimana SA/petugas penerima akan menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi.

Dengan demikian akan banyak yang dapat dihemat, baik waktu, tenaga dan tentunya biaya.

Jika ada diskusi atau masukan dapat mengirimkanya ke email : dwiyakobus@gmail.com

Rabu, 25 Maret 2009

Tips Menilai Hasil Cat dari Bengkel

Seperti yang saya janjikan sebelumnya, maka pada tulisan ini saya akan memberikan tips untuk menilai hasil cat pada mobil setelah diperbaiki di bengkel pengecatan mobil.

Tips ini juga berguna bagi anda yang akan membeli mobil second.

Saat mengambil mobil kita yang selesai di cat di bengkel, kita tinggal lihat langsung pada area yang kita minta untuk dicat. Perhatikan hal-hal berikut:
1. Kesamaan warna dengan panel sekitarnya
Misalnya kita cat pintu depan kanan, maka kita bandingkan warna spakboard depan dan pintu belakang kanan. Cara memandangnya pun dari 3 sudut yang berbeda, dari sisi kanan, tepat didepan dan juga dari sisi kiri. sebaiknya dilihat secara kontinyu bergeser dari satu sisi ke sisi yang lain. paling mudah kita dapat membedakan tingkat terang/gelap. Selain itu periksa juga perbedaan warna di tempat teduh dengan di bawah matahari langsung.

2. Tekstur permukaan cat
Paling mudah adalah dengan melihat bayangan di panel mobil. garis tepi bayangan pasti bergelombang. Kita bisa melihat seberapa kasar gelombang di panel satu dengan yang lainya. Umumnya hasil cat pabrik memberikan kesan keriput halus seperti kulit jeruk, sedangkan di bengkel umunya lebih flat.

3. Kebersihan dan kerapihan
Karena proses pekerjaan pengecatan menggunakan bahan-bahan yang sifatnya partikel, maka sering ada kotoran yang menempel di berbagai area mobil kita. Periksa juga apakah ada debu cat yang menempel pada bagian lain yang tidak di cat.

Sekarang, kalau kita mau melihat sebuah mobil apakah pernah dilakukan pengecatan akan lebih sulit lagi menilainya. Karena kita tidak pernah tahu bagian mana yang sudah pernah di cat sebelumnya. Untuk tips yang satu ini akan saya bahas pada tulisan yang akan datang.

Minggu, 22 Maret 2009

Menilai Kualitas Cat Mobil

Banyak teman dan tetangga yang menanyakan ke saya bagaimana menilai cat mobil. Terutama jika ingin membeli mobil second. Pertanyaan yang menurut saya agak sulit dijawab karena jawabanya cukup subyektif.

Untuk mendapatkan kesepahaman mengenai apakah warna antar bagian mobil belang atau tidak saja ukuranya sangat sulit. Ada yang mempunyai kemampuan melihat perbedaan warna yang sangat tipis. Yang paling mudah kita menyebutnya warna terlalu tua atau muda, terlalu terang atau gelap. Jika mengerti teori warna malah akan menunjukkan kecenderungan ke arah warna tertentu. Misalnya warna silvernya terlalu hijau (kalau yang begini agak sulit menjelaskannya)

Kondisi lingkungan saat pengamatan juga sasngat mempengaruhi. Saat mobil berada tepat dibawah matahari akan memberikan kesan yang berbeda saat mobil berada di tempat teduh. Karena warna adalah hasil memantulan cahaya, maka jumlah cahaya terpantul sangat berpengaruh.

Namun jika kita menilai sebuat cat, bukan sekedar perbedaan warnanya saja, tetapi juga tekstur cat apakah flat atau berjeruk, tingkat kekilapan (gloss), kebersihan cat (dari bintik), dan lain-lain.

Nah, kembali ke pertanyaan di awal tadi maka untuk menilai apakah cat mobil kita bagus atau tidak jawaban yang paling mudah adalah : lihat apakah cat kusam/tidak, teksturnya rata atau bergelombang, apakah ada bintik2 yang timbul di cat dn terakhir warna antar panel apakah ada selisih yang cukup jauh.

Lebih lanjut pertanyaanya adalah, bagaimana mengidentifikasi sebuah mobil perbah di cat dibengkel atau tidak? Ini sering dikaitkan dengan originalitas. terutama bagi yang mau beli mobil second.

Unutk itu saya akan jelaskan di topik berikutnya.....

Senin, 16 Maret 2009

All About Dry Sanding

Beberapa waktu yang lalu saya mengevaluasi proses pekerjaan di TPS Line. Ternyata masih banyak air bececeran di area Surfacer Drying & Sanding dan di Masking Scuffing !!! Saya sempat bingung ada masalah apa?

Saya coba amati yang dilakukan oleh teknisi selama sehari penuh. Dan saya dapat jawabannya!

Ternyata ada 2 hal utama yang menyebabkan mereka kembali menggunakan air pada proses itu. Yang pertama adalah Tools & Equipment yang masih terus belum memuaskan teknisi. Sedangkan yang kedua adalah proses pekerjaan pada stall sebelumnya yang selalu meninggalkan "defect" sehingga harus diselesaikan secara instan dengan wet sanding.

Kalau masalah tools & equipment ternyata bukan hal yang mudah diselesaikan. Agak sulit mencari alat yang bagus dan selalu tersedia di pasaran. Pernah ada suplier yang menyediakan amplas yang bagus, tapi baru order 2 kali, barang sudah hilang lagi dari pasaran. Amplas kering yang digunakan sekarang desainya meneybabkan timbulnya swirl mark (sanding scratch). Dan penyerapan debu menurun sehingga proses menjadi lebih kotor.

Kebetulan sekali ada suplier (merk terkenal) yang bisa menyediakan amplas dengan spek yang sesuai dengan kibutahan dray sanding. Cuma harganya lumayan mahal juga.

Yang kedua, masalah proses pekerjaan juga agak unik. Proses wet sanding banyak digunakan pada saat pekerjaan bumper depan mobil yang usianya lebih dari 1 tahun dan belum pernah dicat. Akibat dari chipping yang merata di permukaan bumper. Pada proses pendempulan, teknisi hanya berfokus pada local defect, sehingga pada bagian lain dari bumper tidak diperhatikan. Setelah selesai di dempul, kemudian aplikasi surfacer, teknisi yang melakukan pengamplasan surfacer juga melakukan scuffing yaitu mengamplas semua bagian bumper. Pada saat itulah ditemukan defect yang sangat banyak di area bumper yang tidak cacat.

Untuk mengatasi masalah yang timbul setelah top coat, maka teknisi ini melakukan pendempulan ulang di area yang kecil-kecil (sedangkan di bengkel tidak menyediakan touch up putty / combi filler dempul 1 komponen) sehingga pakai dempul standar. Supaya amplasan tidak luntur (karena areanya yang kecil) maka dipakai amplas halus dan air.

Nah.... makanya SOP nya di evaluasi supaya sebelum masuk ke surfacer tidak ada chipping yang terlewat.