Istilah diatas memang sangat populer di kalangan industri. Sebuah sistem yang memastikan produk yang dihasilkan memenuhi kriteria standar kualitas agar layak untuk di delivery. Ada yang menyebutnya sebagai Quality Assurance.
Di bengkel, sebenarnya proses yang kita kerjakan sama persis dengan di manufaktur/pabrik. Walaupun industri kita digolongkan dalam industri jasa, namun proses didalamnya menuntut urutan proses yang sama dengan prinsip ban berjalan (conveyor).
Baik di bengkel perawatan mesin maupun di perbaikan body & cat, proses berurutan ini dilakukan. Bedanya mungkin pada jumlah orang yang mengerjakan satu unit. Di bengkel perawatan mesin, satu mekanik(operator) mengerjakan satu unit dengan proses yang cukup panjang dan di satu lokasi/stall. Mungkin sudah ada sistem service cepat dengan menempatkan 2 orang atau lebih di satu mobil tetapi tetap di satu stall.
Akhir dari semua proses produksi adalah proses final QC. Disinilah ditentukan apakah sebuah produk yang dihasilkan oleh line produksi dapat di delivery atau tidak. Begitu pentingnya proses ini sehingga banyak studi khusus dan departemen khusus di buat oleh berbagai industri.
Namun, walau sedemikian penting proses ini, diharapkan tidak mengganggu produktivitas line produksi. Kuncinya adalah penetapan standar kualitas yang diikuti oleh standar proses dan item yang diperiksa. Jika standar yang ditetapkan terlalu tinggi, maka kemungkinan akan banyak produk yang reject dan kembali ke line produksi sehingga menambah biaya produksi. Juga item pemeriksaan yang terlalu banyak akan memperpanjang leadtime sehingga produktivitas menurun.
Untuk itu diperlukan suatu perhitungan khusus dalam menetapkan standar agar tidak terjadi över production"di satu titik line produksi. di dalam Toyota Production System dikenal dengan istilah muda,mura dan muri.
Aplikasinya di bengkel adalah saat dilakukan QC harus cermat apa saja yang harus diperiksa. Jika area pemeriksaan terlalu luas dan melebar, tentu akan sangat tidak produktif. Namun juga jangan sampai kita men-deliver produk yang cacat. Batasan-batasan standa yang dibuat harus mengakomodasi kepentingan pelanggan dan juga efisiensi di bengkel.
Sebagai contoh, bila kita hendak melakukan final chek untuk pekerjaan brake ajust maka kita tidak perlu memeriksa Audio, toh jika ada problem akan tertangkap di awal penerimaan (dengan adanya pemerikasaan awal sebelum mobil masuk) dan saat penyerahan dimana SA/petugas penerima akan menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi.
Dengan demikian akan banyak yang dapat dihemat, baik waktu, tenaga dan tentunya biaya.
Jika ada diskusi atau masukan dapat mengirimkanya ke email : dwiyakobus@gmail.com
Minggu, 12 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar