Minggu, 29 Juni 2008

Kembali ke Dunia Maya

Setelah sekian lama tidak masuk ke dunia internet, rasanya agak janggal juga.

Mungkin setelah ini saya akan berbagi terus tentang Bengkel Body Repair dan Teknik Perbaikan body mobil.

Oke, untuk pembukaan saya akan bicara mengenai sesuatu yang saya sebut Basic Operation. Kita bisa sharing disini. Mungkin ada beberapa hal yang kurang tepat dari penjabaran saya bisa di tambahkan.

Pertama, adalah Work Flow Sequences. Sangat penting untuk menciptakan bengkel yang proses pekerjaan dikerjakan dengan urutan kerja yang sesuai. Artinya tidak melompat-lompat dalam satu proses pekerjaan. Kendala utama dalam penanganan sistem ini adalah tingkat kerusakan mobil yang masuk ke bengkel barvariasi sangat extreem. Sehingga sering satu mobil yang tingkat kerusakan lebih parah ditinggalkan pada pertengahan proses untuk mengerjakan mobil lainya yang lebih ringan.

Namun jika hal ini terus terjadi, maka justru work flow menjadi tersendat. Ujung-ujungnya cashflow juga tersendat. Banyangkan jika mobil yang pekerjaanya cukup parah, sudah menghabiskan modal sampai jutaan, tetapi tidak kunjung selesai dan cenderung menghambat mobil lainya.

Kejaduian seperti ini banyak sekali terjadi di bengkel-bengkel umum/independen atau resminya bengkel BP non-authorized. Walaupun sebenarnya bengkel Authorized pun sering mengalami hal serupa. Permasalahn ini sering tidak titangkap secara jeli oleh pengelola bengkel. Bahkan ada kecenderungan jika melihat bengkel penuh sesak dengan mobil perbaikan justru merasa senang tanpa memahami berapa lama mobil tersebut "nongkrong" di dalam bengkel.

Saat ini untuk meninkatkan revenue bukan lagi dengan cara ekstensifikasi tetapi dengan program-program intensifikasi (masih ingat pelajaran IPS di SMP dulu........?). Kita sudah tidak mungkin menambah area bengkel dimana harga tanah sudah idak lagi rasional. Untuk menambah jumlah tenaga kerja juga perlu dipikir baik-baik karena akan menjadi beban jangka panjang.

Yang harus dilakukan adalah dengan memisahkan area pekerjaan berdasarkan tingkat kerusakan mobil. Jika area bengkel kita terbatas, maka perlu kita kalkulasikan target per area berdasarkan histori unit entry untuk menetapkan jumlah stall yang ideal.

Kira-kira seperti itulah juga caranya unutk menentukan jumlah stall medium repair dan light repair. Dari angka-angka itu kita juga dapat menghitung berapa jumlah teknisi ideal.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu kita dalam mengelola bengkel BP.

Jika ada pertanyaan atau apapun dapat melalui komentar blog atau langsung ke email saya di dwiyakobus@yahoo.co.id